Selasa, 24 November 2009

Pengertian

 Pengertian
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.
Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka. Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan seni/karya seni sudah ada sejak 60.000 tahun yang lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding gua di Prancis Selatan. Buktinya berupa lukisan yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak/bukti ini mengingatkan kita pada lukisan moderen yang penuh ekspresi. Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan mengubah bentuk. Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan manusia Moderen adalah terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya adalah semat-mata hanya untuk kepentingan Sosioreligi, atau manusia purba adalah figure yang masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya. Sedangkan manusia moderen membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya digunakan untuk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya “mungkin”. Dengan kata lain manusia moderen adalah figure yang ingin menemukan hal-hal yang baru dan mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas. Semua bentuk kesenian paa jaman dahulu selalu ditandai dengan kesadaran magis; karena memang demikian awal kebudayaan manusia. Dari kehidupan yang sederhana yang memuja alam sampai pada kesadaran terhadap keberadaan alam
Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama.karya- karya seni yang ditinggalkan pada masa pra-sejarah digua-gua tidak pernah menunjukan identitas pembuatnya. Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau artefak di mesir kuno, Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Kalupun toh ada penjelasan tertentu pada artefak tersebut hanya penjelasan yang menyatakan benda/bangunan tersebut di buat untuk siapa”. Ini pun hanya ada pada setelah jaman, katanya para ahli arkiologi sich saya sendiri tidak tahu pasti. Kita bisa menyimpulkan kesenian pada jaman sebelum moderen kesenian tidak beraspek individulistis.
Sejak kapan fungsi individulistis dari seni mulai tampak ?, katanya para sejarawan lagi, beliau-beliau mengatakan sejak seni memasuki jaman moderen. Kenapa ini bisa terjadi ? (ini kata saya sedikit mengutip kata-kata para ahli yang terdahulu). Karena mengikuti pola berfikir manusia yang maunya mencari kebaruan dan membuat perubahan (entah baik atau buruk).
Begini ceritanya :
Dalam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan sebelumnya , basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat sekularisasi masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu sendiri. Dengan kata lain fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Karena sifatnya yang bebas dan orisinal akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.

Seni pada perkembangannya di jaman moderen mengalami perubahan atau pembagian yakni seni murni atau seni terapan/ seni dan desain yang lebih jauh lagi seni dan desain oleh seorang tokoh pemikir kesenian yang oleh orang tuanya di beri nama Theodor Adorno di beri nama “Seni Tinggi” untuk Seni Murni dan “Seni Rendah” untuk Seni Terapan atau Desain. Karena menurutnya dalam seni tinggi seorang seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (kebutuhan pasar/bertujuan komersial) dalam menciptakan sebuah karya seni/murni ekspresi, sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Adorno menganggap seni harus berbeda harus berbeda dengan benda lain (barang); ia harus mempunyai “sesuatu”. Sesuatu itu tidak sekedar menjadi sebuah komoditas. Karena sebuah karya atau benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan semangat sosial, pola produksi barang yang menjadi komoditas adalah pola yang ditentukan dari atas oleh seorang produsen.
Terakhir kita menuju pada jaman Post-moderen/Kontemporer. Di jaman Kontemporer ini bentuk kesenian lebih banyak perubahannya baik secara kebendaan atau kajian estetiknya, yang lebih dahsyat lagi landasan logikanya. Mungkin disini saya akan memberi sedikit ilustrasi :
Di era Kontemporer ini aturan-aturan yang telah ada seolah-olah dihancurkan, yang dulunya karya seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bisa sebaliknya. Yang dulunya karya seni itu setidaknya masih mempertimabangkan etika sosial, etika agama atau etika-etika yang lain, namun sekarang mungkin kesemuanya itu bisa jadi hanya sebagai aturan usang.
Radikal,.ya..???. itu hanya kelihatannya ????.

Kondisi ini terjadi karena seniman sudah pada titik jenuh dan marah “mungkin”. Marah atau jenuh pada siapa :
1. Pada lingkungannya atau pada sesutau yang telah ada
2. Atau para seniman marah dan muak pada perlakuan pasar kapitalismeyang menurutnya terlalu radikal terhadap karya seni. Yang sedikit-sedikit karya seni itu dinilai dengan nominal. Padahal karya seni itu sebelum dinilai adalah “nol”. Selebihnya adalah makna, ide, representasi, rekreasi, acuan etik, dokumentasi “politik” dan “sejarah”, perlawanan, luka, kekecawaan, paradigma, atau sekedar main-main belaka, dll (ini katanya Adi Wicaksono yang sepertinya seorang kritikus seni yang dari Jogya itu..Lho..!!!!).
3. Atau para seniman marah pada kritikus yang dalam kritiknya memberikan pemaknaan yang terlalu sembrono sehingga esensi pesan dari karyanya menjadi tidak-karuan.

Di era kontemporer ini juga banyak lahir bentuk seni yang baru semisal:
1. Klik Art : yang dalam pembuatannya seseorang tidak harus membuatnya dengan Hand Made (melukisnya sendiri). Dalam Klik Art ini siapa saja bisa membuat lukisan dengan memanfaatkan gambar yang ada atau lukisan orang lain yang mungkin di rubah atau ditambahi bahkan dikurangi. Tapi perlu di ingat dalam klik art ini kamu harus bisa mengoperasikan komputer dan progaram- progaramnya yang di gunakan dalam kegiatan ini, misalnya: Corel Draw, Photosop, atau yang lainnya, begitu.
2. Net Art : adalah bentuk seni yang mana dalam pamerannya dilakukan diruang maya (Internet), di net art ini kamu bisa mengubah gambarnya juga lho, atau mengurangi dan menambahi, atau mungkin kamu mangganti ini sial pembuatnya dengan namamu itu sah-sah saja tidak ada yang melarang kok. Namun perlu di ingat walaupun kamu merubah atau mengganti inisial pencipta pada karya net art ini sipembuat akan semakain bangga karena ia merasa menang dan puas karena karyanya ternyata interaktif dan lebih parah lagi kamu sudah masuk perangkap permainan sang pembuat.
3. Video Art/video instalasi : vidio art ini tidak beda dengan seni instalasi yang mana dalam aktulisasinya si seniman memanfatkan teknologi telvisi yang terkoneksi dengan vidio, atau komputer, jadi pesan yang ingin di sampaikan si kreator itu di serahkan pada seonggok mesin, tapi kadang si kreator juga menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, yang sepertinya kita melihat itu mirip seni pertunjukan, namun ini bukan seni pertunjukan lho, karena masih ada unsure rupa-nya, namun juga bukan seni rupa lho karana dalam video art ini unsurnya gerak, bunyi, dan sastra juga di pakai.

sumber : endonesa

Senin, 26 Mei 2008


Photobucket    Modernisasi yang mahahebat, tampaknya memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap keterdesakan sejumlah kesenian tradisional di Bali. Namun, sejumlah kesenian tradisional (baca: kesenian langka-red) masih mampu mempertahankan eksistensinya. Salah satunya tari Telek yang sampai saat ini masih dipentaskan secara teratur oleh sejumlah banjar/desa adat di Bumi Serombotan, Klungkung, seperti Banjar Adat Pancoran Gelgel dan Desa Adat Jumpai. Jenis tari wali ini merupakan tetamian (warisan-red) leluhur yang pantang untuk tidak dipentaskan. Warga setempat meyakini pementasan Telek sebagai sarana untuk "meminang" keselamatan dunia, khususnya di wawengkon (wilayah-red) banjar/desa adat mereka. Jika nekat tidak mementaskan Telek, itu sama artinya dengan mengundang kehadiran merana (hama-penyakit pada tanaman dan ternak), sasab (penyakit pada manusia) serta marabahaya lainnya yang mengacaukan harmonisasi dunia.

    Keyakinan itu begitu mengkristal di hati krama Banjar Adat Pancoran, Gelgel dan Desa Adat Jumpai. Mereka melestarikan jenis kesenian ini dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi sehingga tak sampai tergerus arus zaman. Begitu kuatnya mereka menjaga tetamian leluhur ini, sampai-sampai seluruh pakem pada pementasan Telek dipertahankan secara saklek. "Niki nak sampun ilu lan tetamian leluhur deriki. Sampun napetang. Tiang tan uning, ngawit pidan Telek deriki masolah (Kesenian Telek ini sudah ada sejak lama dan merupakan warisan leluhur. Generasi sekarang hanya mewarisi. Saya tidak tahu kapan Telek mulai dipentaskan-red)," ujar tetua Banjar Adat Pancoran Gelgel I Ketut Pageh

Minggu, 22 November 2009

kesenian baru

Gambelan Jegog Kesenian Khas Kabupaten Jembrana, Bali
Oleh Adang Suprapto

Gambelan jegog
D i Bali Barat tepatnya di Kabupaten Jembrana 100 km arah ke Barat dari Kota Denpasar menampilkan, kesenian berupa gambelan bambu (musik dari pohon bambu) lebih dominan, salah satunya adalah Gambelan Jegog yang merupakan kesenian khas Kabupaten Jembrana.
   Gambelan “Jegog” adalah gambelan (alat musik) yang terbuat dari pohon bambu berukuran besar yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi seperangkat alat musik bambu yang suaranya sangat merdu dan menawan hati.
Gambelan jegog Penampilan Gambelan Jegog begitu menohok, para penabuh menari-nari di atas gambelan, suara Jegog begitu gemuruh, rancak, riuh, bergaung dan sering menggelegar menembus ruang batas yang bisa didengar dari jarak jauh apalagi dibunyikan pada waktu malam hari suaranya bisa menjangkau jarak sampai 3 (tiga) Km.
Kesenian Jegog hanyalah berupa tabuh (barung tabuh) yang fungsi awalnya sebagai hiburan para pekerja bergotong royong membuat atap rumah dari daun pohon rumbia, dalam istilah bali bekerja bergotong royong membuat atap dari daun pohon rumbia disebut “nyucuk”, dalam kegiatan ini beberapa orang lagi menabuh gambelan jegog.



Kisah Awalnya Kesenian Jegog

Kesenian ini diciptakan oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya pada tahun 1912.

Kata “Jegog” diambil dari instrumen Kesenian Gong Kebyar yang paling besar.

Dalam perkembangan selanjutnya Gambelan Jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini sudah dilengkapi dengan drama tarian-tarian yang mengambil inspirasi alam dan budaya lokal seperti yang namanya Tabuh Trungtungan, Tabuh Goak Ngolol, Tabuh Macan Putih dengan tari-tariannya seperti Tari Makepung, Tari Cangak Lemodang, Tari Bambu, sebagai seni pertunjukan wisata.


Jegog Mebarung

Kesenian Jegog ini bisa dipakai sebagai atraksi pertarungan Jegog.

Pertarungan Jegog dalam bahasa Bali disebut "Jegog Mebarung", yaitu pementasan seni Jegog dengan tabuh mebarung (bertarung).

Gambelan jegog Mebarung artinya bertarung antara dua jegog atau bisa juga bertarung antara tiga Jegog, dalam Bahasa Bali disebut Jegog Barung Dua atau Jegog Barung Tiga.

Jegog mebarung ini biasanya dipertontonkan pada acara-acara syukuran yaitu pada acara suka ria di Desa.

Untuk diketahui Bagaimana penampilan Jegog Mebarung, dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Dua perangkat gambelan jegog atau tiga perangkat gambelan jegog ditaruh pada satu areal yang cukup untuk dua atau tiga perangkat gambelan jegog.
- Masing-masing Kru Jegog ini membawa penabuh 20 orang.

Gambelan jegog Pada saat mebarung masing-masing Jegog mengawali dengan menampilkan tabuh yang namanya Tabuh Terungtungan yaitu suatu tabuh sebagai ungkapan rasa terima kasih dan hormat kepada para penonton dan penggemar seni jegog, dengan durasi waktu masing-masing 10 menit.

Tabuh Terungtungan ini adalah tabuh yang suaranya lembut dan kedengarannya sangat merdu karena melantunkan lagu-lagu dengan irama yang sangat mempesona sebagai inspirasi keindahan alam Bali.

Setelah penampilan Tabuh Terungtungan baru dilanjutkan dengan atraksi jegog mebarung yaitu masing-masing penabuh memukul gambelan jegog secara bersamaan antara Kru jegog yang satu dengan kru jegog lawan mebarung.

Penabuh memukul gambelan jegog (musik jegog) dengan sangat keras sehingga kedengarannya musik jegog tersebut sangat riuh dan sangat gaduh dan kadang-kadang para penonton sangat sulit membedakan suara lagu musik jegog yang satu dengan yang lainnya.

Karena saking kerasnya dipukul oleh penabuh, maka tidak jarang sampai gambelan jegognya pecah dan suaranya pesek (serak).

Tepuk tangan dari para penonton sangat rame begitu juga sepirit dari masing-masing Kru jegog sangat riuh saling ejek dan saling soraki.

Apalagi Gambelan Jegognya sampai pecah dipukul oleh penabuh, maka sepirit dari kru Jegog lawannya menyoraki sangat riuh dan mengejek dengan melakukan tari-tarian sambil berteriak-teriak yang bisa kadang-kadang menimbulkan emosi bagi sipenabuh Jegog.

Gambelan jegog Penentuan kalah dan menang Jegog mebarung ini adalah para penonton karena Jegog mebarung ini tidak ada tim juri khusus jadi tergantung penilaian para penonton saat itu.

Apabila suara salah satu gambelan jegog kedengarannya oleh sipenonton lebih dominan dan teratur suara lagu-lagunya, maka jegog tersebut dinyatakan sebagai pemenang mebarung.

Sedangkan hadiahnya bagi sipemenang adalah berupa suatu kebanggaan saja bagi kru Jegog tersebut.

Karena Jegog mebarung adalah pertunjukan kesenian yang tujuannya untuk menghibur para penonton dan para penggemarnya, pertunjukan jegog mebarung adalah pertunjukan hiburan.

Kesenian Jegog ini sudah melanglang buana karena sudah sering melawat ke Luar Negeri dan telah menembus 3 Benua seperti Eropa, Afrika dan Asia.

Sedangkan intensitas lawatan ke Jepang yang paling menonjol sejak tahun 1971 di kota Saporo, Pulau Hokaido oleh Nyoman Jayus hingga tahun 2003 di Kota Okayama.

Demikian adanya Kesenian Jegog di Kabupaten Jembrana yang terus berkembang dan tidak pernah surut oleh perkembangan jaman dan apabila ingin menikmati keindahan kesenian musik Jegog bisa ditampilkan setiap saat di Kabupaten Jembrana.

Jumat, 06 November 2009







alat musik gamelan by debh_bee
Teman teman Mari kita sejenak  Mempelajari dan Mengenal berbagai jenis alat musik tradisonal yang ada di negara indonesia.Ada Berbagai etnik, budaya, bahasa dan kepercayaan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Walaupun terdapat keberagaman bahasa, semua suku dipersatukan oleh Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia. Setiap daerah memiliki musik dan tradisinya masing-masing. Dan Gamelan adalah salah satu alat musik yang paling populer dan dikagumi oleh warga internasional.Menurut yang saya baca dari berbagai sumber Gamelan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Gamelan Jawa, Gamelan Bali dan Gamelan Sunda.Dan Masing-masing jenis berkembang pada daerah nya sendiri.
Pada umumnya Gamelan sering digunakan sebagai music pengiring pada kesenian tradisional wayang kulit, wayang orang dan berbagai ritul. Dalam adat Jawa, Gamelan juga digunakan dalam ritual “temu manten”, sebuah ritual untuk mempertemukan kedua calon pengantin. Di Bali, Gamelan Bali digunakan dalam berbagai upacara ritual Bali seperti “Potong Gigi”, sebuah upacara yang menandakan seorang anak sudah memasuki masa remaja. Namun dalam perkembangannya, penggunaan Gamelan semakin luas dalam berbagai kesenian. Gamelan sering dipadukan dengan puisi dan tarian. Pada mitologi Jawa,Konon katanya Gamelan diciptakan oleh Dewa yang menjelmah menjadi manusia, Shivam Malholtra di era Saka 167. Kerajaan nya berdiri di pegunungan Maendra,yang sekarang di kenal dengan Gunung Lwu. Saat itu,ia memerlukan signal untuk berhubungan dengan Dewa yang lain. Maka dibuatlah Gong. Untuk pesan signal yang lebih kompleks, maka Ia memerlukan dua gong lain yaitu kempul dan siyem, yang nanti nya membentuk Gamelan. Kata “gamelan” berasal dari kata “gamel” yang berarti memukul. Maka Gamelan diartikan sebagai sekelompok instrument music yang dimainkan secara terpadu dalam sebuah kelompok.
Mayoritas alat musik dalam kelompok Gamelan dimainkan dengan cara dipukul. Beberapa alat music dalam Gamelan yang tidak dibunyikan dengan cara dipukul adalah Suling, Rebab dan Celempung. Suling dibunyikan dengan cara ditiup sedangkan Rebab dan celempung dibunyikan dengan cara di petik. Gamelan terdiri dari banyak alat musik, seperti, Kempul, Gong, Siyem, Bonang, Suling, Kempyang, kethuk, Kenong, Sarong, Slenthem, Celempung, Kendhang, Rebab, Gender, Gambang. Ada dua system tuning untuk Gamelan yaitu Slendro dan Pelog. Sebuah alat music di dalam kelompok umumnya memiliki 2 buah alat music sehingga satu di tuning berdasakan Selendro dan yang lain berdasarkan Pelog. Dalam kepercayaan tradisonal, Gamelan dianggap suci dan dipercaya memiliki kekuatan supranatural. Setiap instrument yang menjadi bagian Gamelan dipercaya memiliki roh, maka seriap musisi harus bermain gamelan tanpa alas kaki karena akan mengganggu roh. Melangkahi alat music Gamelan adalah hal yang dilarang keras. Dalam kepercayaan Jawa, Gong Ageng dipercaya sebagai pusat roh dalam Gamelan tersebut.
Haji Bokir bin Dji'un

Tokoh Kesenian Topeng Betawi


Tokoh kesenian topeng Betawi Haji Bokir bin Dji'un, meninggal dunia dalam usia 77 tahun pada hari Jumat (18/10) sekitar pukul 05.30. Jenazah dimakamkan siang harinya setelah shalat Jumat di pemakaman Kampung Keramat, Cipayung, Jakarta Timur. Sejumlah tokoh topeng betawi dan lenong turut mengantar jenazah Bokir, seperti Nasir, Omas, dan Hajah Nori.

Sekitar pukul 04.30, ia tidak sadarkan diri setelah keluar dari kamar mandi di rumahnya di Kampung Setu, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pasar Rebo, Jakarta Timur, dan meninggal sekitar pukul 05.30.

Bokir yang dilahirkan di Cisalak, Bogor, 25 Desember 1925, itu sudah lama mengidap penyakit darah tinggi. Ia meninggalkan seorang isteri, lima anak dan sembilan cucu. Sebelum meninggal, Bokir tinggal dengan istri ketiganya Namah. Dua istrinya telah meninggal dunia.

Ayah Bokir, Dji'un, juga seorang pemain topeng Betawi semasa kolonial. Hampir seluruh hidup Bokir dipersembahkan untuk kesenian topeng dan lenong Betawi. Ia sudah bermain topeng Betawi sejak usia 13 tahun. Pada mulanya ia sebagai pemain kendang sampai rebab. Kemudian ia mendirikan dan memimpin kelompok topeng Betawi Setia Warga sejak tahun 1960-an hingga akhir hayatnya. Pada awal tahun 1970-an Setia Warga sering tampil di TVRI.

Penampilan terakhir Bokir dan kelompoknya, September 2002 lalu, di sebuah hajatan perkawinan di Cilangkap. Mereka memainkan cerita Salah Denger yang-antara lain-didukung Bolot, Malih, dan Bodong. Mandra dan Omas, pemain topeng betawi yang kemudian sebagai pemain sinetron, adalah keponakan Bokir.

Selain main topeng dan lenong, Bokir pernah bermain pada sekitar 50-an film, termasuk film Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986). Film yang dibintangi Suzanna dan disutradarai Sisworo Gautama Putra itu ditayangkan oleh RCTI pukul 13.00 bertepatan dengan hari wafat Bokir. Ia juga tampil dalam sejumlah sinetron, di antaranya Koboi Kolot, Fatimah, dan Angkot Haji Imron. ►tsl

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

Senin, 19 Oktober 2009


Ubud : Objek Wisata Seni Budaya di Gianyar BaliMay23
ubud baliUbud merupakan kawasan wisata seni dan budaya di Gianyar Bali. Ada Museum Rudana dan Rudana Fine Art GalleryMuseum Puri Lukisan, Puri Agung Ubud, Wanara Wana, Museum Blanco, Arung Jeram di sungai Ayung, dll. Disepanjang jalan daerah Ubud, akan disuguhkan pemandangan yang menarik yakni adanya artshop-artshop dengan koleksi hasil kerajinan seni seperti patung, gelang, kalung, dll.
So, jika Anda ingin membeli suvenir Bali yang berbau seni Bali dengan harga miring untuk oleh-oleh tidak ada salahnya anda mencoba membeli langsung di Ubud.
Sudah sejak tahun 1930-an, Ubud terkenal di antara wisatawan barat. Kala itu pelukis Jerman; Walter Spies dan pelukis Belanda; Rudolf Bonnet menetap di sana. Mereka dibantu oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, dari Puri Agung Ubud. Sekarang karya mereka bisa dilihat di , Ubud.
Kawasan Wisata Seni – Budaya di Ubud Gianyar Bali
Museum Rudana dan 
Museum RudanaMuseum Rudana merupakan museum seni yang berlokasi di Ubud, Bali, yang didirikan oleh Nyoman Rudana, seorang kolektor lukisan yang juga duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Propinsi Bali periode 2004 2009 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 26 Desember 1995. Museum ini menyimpan lebih dari 400 buah lukisan dan patung hasil karya para seniman, baik dari Bali, seniman Indonesia di luar Bali maupun karya para seniman asing yang menjadikan Bali sebagai tempatnya berkarya. Berada dalam satu kompleks, berdiri  yang didirikan pada tahun 1978 dan merupakan cikal bakal berdirinya Museum Rudana.
Adalah sebuah museum seni rupa pertama, yang dikelola oleh swasta, di Bali. Diprakarsai oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad serta seniman asing yang menetap di Ubud, Rudolf Bonnet. Berdiri pada 31 Januari 1956 dibawah naungan Yayasan Ratna Warta, dan di buka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Yamin.
Di museum ini bisa dinikmati perkembangan seni rupa di Ubud, baik seni lukis maupun seni pahat. Beberapa karya dari para seniman asing yang berkarya di Ubud seperti: Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smit serta maestro lokal seperti I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Made Deblog, Ida Bagus Made dan yang lainnya. Termasuk juga karya seni rupa pada masa Pita Maha.
Puri Agung Ubud
Puri Agung Ubud terletak tepat di jantung kota Ubud. Merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Ubud pada zaman dahulu, serta sebagai pusat kegiatan seni budaya dan adat, yang diadakan di tepat di depan puri. Puri Ubud masih memiliki tata ruang dan bangunan yang dipertahankan seperti aslinya. Di halaman depan, setelah pintu gerbang, terdapat area yang disebut Ancak Saji. Disini seminggu sekali diadakan pertunjukan seni tari, bagi wisatawan. Dan setiap hari, dilaksanakan latihan gamelan dari berbagai kelompok seni musik yang ada di Ubud. Semua aktifitas seni semakin mengentalkan suasana Ubud sebagai sebuah desa yang berwawasan kesenian.
Wanara Wana
Wanara Wana atau Hutan Kera, (lebih dikenal dengan Monkey Forest) adalah kawasan hutan yang terdapat di kawasan Ubud, tepatnya masuk ke dalam wilayah desa adat Padangtegal, Ubud. Di hutan ini terdapat sekawanan kera yang jumlahnya ratusan, yang telah menghuni kawasan ini selama ratusan tahun. Di kawasan ini terdapat pula Pura Dalem Padangtegal, yang didirikan pada awal abad ke-20. MPura tersebut memiliki arsitektur serta ornamen yang sangat kuno dan artistik.
Arung Jeram
Di wilayah barat Ubud, terdapat Tukad (Kali)/sungai Ayung. Di sungai ini banyak aktivitas wisata tirta, di antaranya adalah arung jeram dan berkayak. Terdapat beberapa jasa wisata tirta yang menawarkan layanan ini. Selain wisata tirta, di sepanjang tebing Tukad Ayung juga memiliki pemandangan alam yang memikat, dan terdapat puluhan hotel berbintang.

Jumat, 09 Oktober 2009

kesenian bali

Pesta Kesenian Bali : Persembahan seni untuk Pelestarian seni dan Budaya


Bali memiliki banyak seni dan juga memiliki beragam budaya yang berbeda-beda setiap tempatnya. ini merupakan suatu keunikan Bali yang begitu terkenal sampai ke luar negeri. Keunikan ini adalah suatu anugrah yang dimana perlu untuk dilestarikan dan di kembangkan. Suatu budaya tidak akan bisa berkembang, jika masyarakatnya sendiri tidak mengakui budaynya. ini adalah hal yang penting.

Untuk melestarikan budaya ini, Prof. Ida Bagus Mantra, pada tahun 1979 megagaskan untuk menyelenggarakan Pesta Kesenian Bali(PKB).

Semua Budaya dan Seni yang baru di rekonstruksi atau yang merupakan inovasi serta Budaya dan Seni yang memang dari dulu sudah ada, mulai ditampung dan ditampilkan di ajang ini.

Pesta Kesenian Bali, merupakan persembahan masyarakat Bali kepada Seni dan Budaya. Dimana menurut masyarakat Bali, Bali tidak akan bisa berdiri sendiri seperti sekarang dan masyarkatnya bisa berkembang kalau bukan karena Seni dan Budaya yang mereka junjung sebagai pedoman.

Pesta Kesenian Bali memiliki banyak rangkaian acara, dari Pembukaan yang merupakan pawai semua Budaya dan Seni Bali. Bahkan selalu dihadiri oleh Presiden RI. Terus ada juga pertunjukan panggung di Art Center Denpasar, Pameran pengrajin Bali juga di Art Center dan Banyak lagi acaranya.

Selain Budaya Bali, sering terlihat juga budaya negara tetangga, seperti KOREA, JEPANG DLL. ini memperlihatkan bahwa kita menghormati Budaya Budaya lain.

Selain itu setiap PKB juga memiliki temanya sendiri, seperti pada tahun 2007 bertema "Sura Dhira Jayeng Ra" Aktualisasi Kepahlawanan Menuju Kesejahteraan Masyarakat" . Tahun 2008 bertema "Citta Wretti Nirodha" Pengendalian Diri Menuju Kesimbangan dan Keharmonisan.

Sebenarnya, acara ini dipergunakan untuk menyadarkan masyarakat Bali akan Budaya yang mereka miliki adalah budaya yang begitu unik dan patut dijaga, mengingat banyaknya budaya asing yang masuk ke Bali dan tidak semua tepat digunakan di Bali.

Acara ini biasanya diadakan 1-2 bulan. dan dipusatkan di Kota Denpasar. Banyak Tarian, lukisan, ukiran dan nyanyian disana. dan sering juga ada kompetisi untuk remaja-remaja bali, seperti paduan suara, Lomba Bercerita bali, lomba Pop Bali, lomba Tari dan banyak lagi.

Buat temen-temen yang mau ke Bali tahun 2009 dan pingin ngeliat acara ini, Tahun ini PKB akan diadakan pada bulan Juni-july 2009 yang bertemakan "Mulat Sarira": Kembali ke Jatidiri Menuju Kemuliaan Bangsa dan Negara. tapi tanggal pastinya, belum ada kabar. nanti dikabarin deh. ok